The Land of The Rising Sun

Perang Dunia kedua tidak dapat dihindarkan oleh negara raksasa Jepang pada saat itu. Setelah dijatuhkan dua bom atom bertenaga dahsyat, Hiroshima dan Nagasaki hancur, luluh lantak dengan tanah. Begitu banyak kerugian yang diderita baik secara materiak, jiwa maupun moral. Angkatan muda banyak yang berguguran, yang tersisa hanyalah dataran tandus yang tidak mempunyai sumber daya alam. Pada tahun 1945, Jepang benar-benar hancur total. Namun, semua kondisi pada saat itu tidak menyurutkan tekad bangsa Jepang untuk meraih sukses dan bangkit dari keruntuhan negaranya.

Pada awal tahun 1950, seluruh pemuka masyarakat, pejabat pemerintahan, pemuka agama, teknokrat, akademisi, tokoh pemuda, dan seluruh elemen inti masyarakat mengadakan pertemuan bersama di gedung pemerintahan untuk menentukan tekad bangsa ke depan. Hasil dari pertemuan tersebut dirumuskan sebagai tekad bersama bangsa Jepang, bahwa rakyat Jepang bertekad untuk menjadi negara nomor satu di bidang tekstil dalam kurun waktu satu dekade ke depan. Kerja keras dilakukan oleh semua elemen bangsa untuk mewujudkan satu tujuan bersama ini. Hasilnya, sebelum genap 10 tahun, Jepang telah berhasil menjadi negara penghasil tekstil nomor satu di dunia. Apakah mereka pusa dengan pencapaian target tersebut? Jawabannya, Tidak.

Pada awal tahun 1960. Pertemuan diadakan kembali untuk merumuskan goals bersama selanjutnya. Jepang kemudian menentukan goals yang lebih menantang yaitu menjadi negara nomor satu dalam memproduksi baja. Bagaimana mungkin? Jepang tidak memiliki sumber biji besi yang mendukung pencapaian target itu. Bangsa tersebut tidak putus asa, mereka memutar otak dan mengimpor biji besi dari Eropa Timur untuk kemudian mengolahnya menjadi baja ringan. Alhasil, mereka menjadi negara produsen baja nomor satu di dunia pada akhir dekade 60-an. Puas? Sekali lagi tidak.

Goals selanjutnya kembali dirumuskan bersama. Kali ini, mereka bertekad menjadi negara nomor satu pembuat mobil di dunia. Fokus pada goals-nya, mereka bekerja keras dan berhasil mewujudkan target tersebut walau terlambat satu tahun. Pada awal dekade 80-an, Jepang menjadi negara penghasil mobil nomor satu di dunia. Akhirnya, bukan menjadi rahasia umum keinginan Jepang untuk menjadi negara nomor satu dalam industri elektronik. Era 80-an hampir semua industri teknologi dikuasai oleh bangsa yang pernah hancur ini. Pada awal tahun 1990, Jepang menjadi negara produsen elektronik terbesar di dunia sekaligus mengukuhkannya sebagai negara industri terbesar di dunia.

Fakta ini patut kita contoh sebagai bukti bahwa dengan goals yang jelas spesifik, dan terarah, kesuksesan akan bisa diraih. Sementara itu, mereka yang tidak memiliki goals akan “berjalan di tempat” bahkan mundur dan tidak ada pencapaian yang signifikan yang berhasil diwujudkan.

Sumber: Fight like a tiger, Win like a champion